Maret 21, 2016

Alur Cinta Seutuhnya

"Ma.. Ma...." terlihat diraut mama ku yg bahagia ketika aku tiba di bandara.
"Ayin.." peluk rindu dari mama ku.
"Mama gak sama robbi..? " aku menanyakan adik ku.
"Gak.. Dia mau ikut, tp gak mama ajak.. Biar jaga rumah sm Umai.." jelas mama ku sambil memasukan koper ke bagasi.

"Ma.. Rumah udah beres..?" tanyaku
"Udah nak.. Tenang.. Semua udah beres.. Pulang ini kamu ckup istirahat, besok dandan yg cantik.. Okey sayang.." jelas mamaku.
"Aaa... I love u more mom..." aku memeluk mama ku yg sedang nyetir.

Tiba juga dirumah, aku lihat tenda sudah terpasang depan rumah, meja catering pun sudah ada, kursi pun sebagian sudah disusun..
"Ma.. Ini persiapan besok..???" tanyaku takjub.
"Yaa sayang, ini utk acara kamu... Special.." kedip mamaku.
"Owh great mom.. I like it.. Aaa... Amazing mom.." nada ku dengan rasa gembira.
"Syukurlah kalau kamu suka.." balas mamaku.
"Tapi ma.. Ini gak berlebihan..???" tanyaku dengan sedikit heran.
"Kenapa..??" mama ku menarik tangan ku.
"Ma.. Aku cm..." belum selesai pertanyaan ku mama ku sudah melihatkan aku tentang suasana dalam rumah.
"Wow... Cantik ma.." aku begitu terkesan melihat gaun ku dan memeluk mama ku begitu erat..

"Heii teh akhirnya balik lagi kerumah..." Robbi.. Yaa adik ku turun dan menyapaku.
"Iya dong.. Orang kangen sm umai.. Mana dia bang.." tanya ku ingin menggendong keponakan ku.
"Itu bentar lagi Opi juga turun.." jelas robbi.

Tak lama kemudian, opi turun.. Dan membawa umai, bocah kecil ku yg selalu aku rindukan..
"Haiii nak... Ibun teteh pulang ini.. Sini.." aku segera menghampiri umai.

Kalian tau, bocah ini.. anak dr adik ku..
Umai namanya, baru berusia satu tahun tapi kepintaran nya, gendut nya, itu yg membuatku tak bisa jauh dalam jangka waktu yg lama.
Akhirnya aku rangkul umai, aku gendong, aku cium.. Ah.. Begitu kangen nya aku pada bocah ini..

"Teh..bawa pempek gak..?" tanya Robbi.
"Ada bang.. Eh bang, kiki mana..?" tanya ku dengan melihat pintu kamar nya.
"Bentar lagi juga pulang teh, kan dia dah kerja di RS.." jelas opi (istri robbi).
"Owh yaa.. Mama koq gak cerita.." aku melirik mama masih dengan menggendong umai.
"Lupa nak.." mama tertawa.

Benar dugaan robbi, tak lama kemudian kiki pulang..
"Assalamu'alaikum.." dia masuk rumah.
"Wa'alaikumsalam.." jawab kami didalam.
"Nah teteh dah nyampe... Kapan sampe nya teh.." dia menghampiriku.
"Baru beberapa menit yg lalu dek.." senyum ku.

Owh iya, kiki ini adik kedua ku.
Karena aku anak pertama, kiki kedua dan robbi ketiga.. Namun, yg menikah terlebih dahulu ialah robbi.
"Ciee.. Yg mo tunangan.." ejek kiki duduk didekat mama.
"Hahaa.. Iya dong.. Yaa kan nak.." jawabku tersipu malu dengan mencium umai.

Bersenda gurau lah kami sekeluarga di ruang yang menjadi luas karena sebagian kursi dan barang dirumah telah di tata.

--
Malam hari tiba, aku menghubungi calon tunangan ku.
"Assalamu'alaikum, mas.. Mas dimana..?" tanyaku.
"Wa'alaikumsalam, mas masih dikantor dek.. Baru mau pulang.. Kamu udah nyampe rumah..? Maaf yaa, seharian mas gk kasih kabar.." jelasnya
"Iyaa.. Yaa udah, pulang gih.. Dah malem.. Istirahat langsung nanti yaa, biar besok gak kesiangan.." aku mengingatkan akan acara besok.
"Iya dek.. Nanti mas kasih kabar yaa kalau dah dirumah.. Mas pulang dulu.. Assalamu'alaikum.." tutupnya.

Setelah mendengar kabar nya pun, aku letakkan handphone ku dan menarik selimut ku untuk segera tidur.

--
Aku bangun lebih awal walau acara nya siang. Tapi setidaknya aku ingin mempersiapkan lebih awal.

Sebelumnya aku ceritakan terlebih dahulu, aku akan tunangan dengan karyawan bank salah satu yg terbaik di indonesia.
Dia orang jawa, ulet, giat dalam bekerja dan tegas dalam prinsip.
Awal nya aku dikenalkan melalui sahabat ku, ia teman semasa kuliah sahabatku. Namun, cukup lama aku memutuskan untuk menerima pinangan nya.
Krn sebelumnya aku mengharapkan kehadiran orang lain, yg berani meminangku. Tapi, kenyataan dan harapan memang terkadang tidak berjalan mulus.
Orang yg aku harapkan, hanya menganggapku sebagai adik.
Dari itulah aku akhirnya menerima pinangan dari mas ilmi.. Yaa itu namanya..

"Nak.. Turun gih.. Coba liat, bunga nya mau yg mana.." panggil mama ku dr bawah.
"Iya maa... " teriak ku dari kamar dan segera turun melihat mereka yg lagi pada ngumpul.
"Nie teh, kayaknya bagus yg ini deh.." kiki memberi saran.
"Iya dek.. Itu teteh suka.. Itu aja ma.." tunjuk ku di salah satu bunga untuk dihias didalam rumah.

"Teh..sarapan dl yuk.. Laper.." ajak kiki
"Hayu.. Kita cari sarapan yuk dek.. Bang mo ikut gak.. Opi ikut aja yuk.." ajak ku.
"Heii.. Pd mau kemana.." mama ku coba menghentikan kami.
"Mau cari sarapan ma... Bentar kok ." aku dan adik2 ku masuk ke mobil.
"Kemana kita.. " aku menghidupkan mobil dan memangku umai.

Dan perjalanan kami akhiri di salah satu taman yg tak jauh dr rumah untuk sembari sarapab dengan beraneka menu.

Seketika ada yg mengenaliku.
"Lho.. Ayin.." seorang pemuda berhenti ketika melihatku
"Eh.. Mas gus.." liat ku dengan cukup lama.
"Pulang yin.. Wah.. Ada angin apa ini.. Hhaa" canda mas gus.
"Iya mas.. Pulang.. Mau dilamar orang sih.." balasku dengan tertawa.
"Serius..??? Wah.. Aku gak diundang.." dia heran.
"Pasti diundang, bulan depan kok mas.. Mas sama siapa... Libur yaa..?" tanyaku dengan melihat dibelakang nya.
"Iya sndiri yin, iya libur juga... Hemz.. Kalau gitu aku tunggu undangan nya.." mas gus tertawa lagi.
"Iyaa.. Hari ini aku baru tunangan doang mas.. Datang yaa... Jam 2 nanti.." aku memberi tahu tentang acara ku.
"Serius.. Hari ini.. Wah.. Kebetulan, aku lagi cari pempek.." tawanya.

--
Sepulang dr sarapan, aku dan adik2 ku bergegas menyiapkan diri untuk acara siang ini dan kebetulan sebagian keluarga pun mulai berdatangan.
"Nak.. Itu orang rias nya udah datang.. Langsung disuruh naik ke kamar yaa..??" tanya mama dr luar kamar.
"Iya ma.. Langsung ke kamar aja.. Aku jg udah siap.." jawab ku sambil merapikan gaun yg aku kenakan untuk hari ini.

Tak lama kemudian, suara ketukan dr luar kamar ku.
"Masuk.." jawabku.
"Maaf mba.. Saya yg rias mba nya.." dia mengenalkan diri.
"Owh iya mbaa... Masuk aja. " aku duduk depan meja rias ku dan dia pun memulai pekerjaan nya.

Dimulai memakai pelembab, merapikan alis, bedak dsb.
Aku hanya memejamkan mata saja... Sembari berpikir, sudah tepatkah pilihanku ini.

Tetapi, lamunan ku dikejutkan oleh opi dan umai yg datang ke kamar.
"Teh.. Opi pinjem jilbab yg ini yaa.." tanya opi merusak lamunan ku.
"Owh ..iya dek.. Ambilah.. Eh dek, umai pake blangkon gak.. Hhaa.." tawa ku seketika melihat umai sedang memegang blangkon..
"Iya teh.. Ntar pake blangkon.. Eh teh, cantik teh.. Tteh pake jilbab itu.." puji opi
"Iya dong.. Maksimal ini dek.. Hhaa " canda ku
"Ich si mba, bisa maksimal lagi nanti mba pas acara akad nya.." mba yg rias muka ku ikut berbicara.
"Hhaaa.. " tawaku dan opi..
"Ya udah teh, opi ke kamar dl.. Ada ibu sm ayah soalnya.." opi menggendong umai menuju kluar kamar.
"Udah pada datang dek yaa..?" tanya ku melirik mereka dr kaca.
"Iya teh.  dah datang smua.. Ada mami, ada mama rita, ada om alek, om edi, buk eti, kak oca.. Rame lah teh.." jawab opi
"Okey dek.." senyum ku

--
Setelah selesai aku di rias sedemikian rupa, dengan segala make over diwajah ku.
Akhirnya aku melihat utuh diriku sepenuhnya, sendiri dr kaca rias dikamarku.
"Cantik.. " pikirku dan tersenyum.

Tiba2 ponsel ku berdering dan kulihat nama mas ilmi.
"Iya mas.. " jawabku.
"Dek, 20 menit lagi mas sm keluarga menuju kesana yaa.. Kamu dah dandan dek..?" tanya mas ilmi..
"Hhaaa.. Mas mau tau aja deh.. " balasku dengan tertawa
"Ich kamu.. Yaa udah, sampai ketemu nanti yaa.." tutup nya.

Aku segera keluar kamar dan turun melihat mama ku dan keluarga ku yg lain.
"Ma.. Ma..." teriak ku dr tangga
"Kenapa nak.." jawab mama ku dengan melihat ku pangling.
"Cantik nak... " lanjut mamaku.
"Iya dong.. Anak siapa dl.." jawabku sombong.

"Ma, itu mas ilmi setengah jam lagi berangkat kesini.." lanjutku dengan senyum.
"Ciee.. Ayin dah cantik.. Dah mau jd istri nya orang.." ibu eti mengeluarkan guyon nya
"Ich ibu mah.. Malu jadinya.." senyum ku
"Bang.. Kiki mana.." tanyaku  ke robbi
"Ada teh barusan turun.. Mungkin lg ke belakang.." jawab robbi.
"Owh.. Ya udah, ma.. Bu.. Ayin ke atas dl yaa.. Kan ayin emang blm boleh turun.." pamit ku ke keluarga ku yg berkumpul di ruang tengah

Aku kembali ke kamar dan ternyata dikamar sudah ada kiki,
"Eh dek, dicari dibawah juga.." kaget ku
"Teh.. Kiki pake yang ini yaa.." dia memilih accesoris jilbab yg ada di kasur ku.
"Iya dek, pake aja.." aku menghampiri kursi disamling tempat tidurku.

Tiba2 kiki bertanya,
"Teh.. Udah fix bener sm mas ilmi..?" tanya kiki sembari dia melirik ku dr kaca
"Kenapa emang nya dek..?" aku melirik ke arah dia
"Gak apa2 cm setau kiki, terakhir tteh bilang bukan dket sm mas ilmi deh.." lanjut kiki
"Iya dek, yg kemarin kan sm kak afin.. Tapi, dia kayaknya anggep tteh adik aja gt.. Jd yaa udah, tteh terima pinangan mas ilmi.." jawabku dengan tatapan yg kosong.
"Tteh koq bs terima pinangan nya..? Bukan nya tteh bilang kalian sama2 keras yaa.." kiki mendekat.
"Semoga nanti gak gitu yaa dek.." senyum ku.
"Teh, mumpung blm ada keputusan kapan dan dimana.. Bisa tteh hentiin smua ini.." kiki duduk dekatku.
"Tapi dek..tteh butuh kepastian dan itu gak tteh dapetin dr orang yg tteh suka.. Mereka hanya baik sebatas teman, sahabat, adik atau..." omongan ku diputus kiki
"Teh.. Gini, tteh jalani ini sama aja terpaksa dong.. Dan ini gak bagus teh.. Gak baik, utk tteh atau utk mas ilmi.. Kiki tau, mas ilmi baik.. Cm kan, tteh kenal dia baru beberapa bulan.." jelas kiki dengan yakin
"Udah dek... Semoga ini pilihan yg tepat, mama juga suka kan sm mas ilmi, mama setuju.. Mama support... Jd doain yaa dek.." senyum ku meyakinkan adik ku.
"Iyalah.." dia membalas senyum ku

--

Mas ilmi tiba dirumah ku, dengan keluarga besar nya. Aku melihat mereka dari jendela kamar ku yg menghadap depan rumah ku.
Mereka masuk ke rumah ku dan tak lama kemudian aku dijemput kiki untuk turun ke bawah.
"Teh.. Lanjutkah cerita ini..?" tanya kiki
Aku hanya jawab demgan senyum dan melangkah keluar kamar.

Aku dan kiki menuruni tangga dan benar, ini acara yang cukup ramai dengan keluarga ku, sahabatku, temanku dan smua kerabat ku.
Aku hanya tersenyum ketika semua orang melirik ke arah ku, termasuk mas ilmi.
Aku duduk disamping mama dan kiki juga keluarga ku yg lain.
Menghadap ke arah mas ilmi juga keluarga besarnya.
"Owh tuhan, semoga pilihan ku benar.." bisik ku dlam hati.

Sambil mendengar mc yg membawa acara demi acara, akhirnya tibalah acara inti yaitu tukar cincin.
Sebelum tukar cincin, mama ku bertanya kepada ilmi..
"Nak ilmi, yakin kah kau dengan anakku..?" tanya mama ku dengan senyum
"Iya ma.. Saya yakin.. InsyaAlloh saya akan menjaga anak mama selanjutnya.." jawab mas ilmi dengan tegas.
Akhirnya mas ilmi memasangkan cincin ke tangan kiriku.
Aku pun tersenyum melirik mas ilmi dan mencium tangan orang tua mas ilmi dan sebaliknya.

"Yaa tuhan, kenapa aku merasakan ragu tuhan.." ucapku di benakku namun aku tetap tersenyum mencoba menyembunyikan rasa ragu yg ada di hatiku.

Hingga acara selesai.

--

Cahaya mentari masuk di celah jendela kamar ku, membuatku silau dan melirik ke jam.
"Dah jam 6.30" pikirku.

Aku bangun, dan seketika aku melihat cincin yg sudah melingkar di jari kiriku.
Seketika juga aku sadar bahwa aku akan mendekati masa dimana keputusan dan rasa keraguan itu harus dimusnahkan.

Aku raih ponsel ku, dan aku buka aplikasi media sosial ku.
Aku upload beberapa foto kemarin pada saat acara tunangan ku.
"Ping" notif masuk dr ponsel ku dan kulihat kak afin.
"Iya kak.." balasku
"Adek tunangan..?" balasnya lagi
"Iya kak.. Doakan lancar ya.." aku segera membalas pesan nya.
"Owh.. Selamat yaa. Semoga bahagia." singkat balasnya namun aku bisa membaca arti dr kata yg singkat itu.

Aku kembali masuk dalam dunia lamun ku, kembali bertanya tentang perasaan kak afin.
Yaa, sebenarnya aku menaruh rasa kepada kak afin.
Tetapi, dia tidak juga memberi signal hijau maka itu lah aku putuskan menikah dengan mas ilmi.

Aku letakkan ponsel ku dan aku turun menemui keluarga yg masih menginap dirumah.
"Ma.. Ma... Aku pinjem mobil nanti yaa.." aku menghampiri mamaku yg sedang duduk dimeja makan.
"Mau kemana nak.. Jgn jauh2.. Kamu th mau nikah.." jawab mama ku.
"Iya ma.. Cm mau ke rumah temen.." aku memeluk mamaku.
"Ma.. Kiki bawa yg satu yaa..." kiki menimpal dengan rayuan yg aku buat
"Mau kemana lagi dek kamu tuh.." aku yg menjawab
"Ich orang aku nanya mama juga.." kiki sedikit sebel denganku.
"Iya.. Bawalah dek.. Jangan ribut ah.. Umai manaa yaa.." mama bertanya kepada opi yg sedang makan.
"Masih tidur ma sm abang dikamar.." jawab opi
"Teh, nanti opi titip pampers umai yaa teh ." opi melirikku.
"Iya dek... Nanti bbm aja biar tteh inget yaa.." senyum ku dan segera berlalu dr sana.
"Gak makan nak..?" tanya mamaku
"Mau mandi dl ma, ntar baru sarapan abis tuh pergi.. " jelasku.

Dan aku menaiki tangga dan segera mandi.

--
Aku mengemudi mobil ku ke arah pluit. Menuju mall di daerah sana.
Ponsel ku berdering, dan krn aku sedang mengemudi maka aku terima melalui headset ku.
"Assalamu'alaikum.. "Jawab ku.
"Wa'alaikumsalam.. Dek, kk lagi didaerah serpong. Adek dimana..?" aku mengenali suara ini.. Yaa ini suara kak afin.
"Ayin lagi di pluit kak, ketemuan di pluit aja yaa.." jawab ku biasa.
Aku selalu menahan rasa kepada kak afin, maka dari itu aku berusaha keras menahan suara ku agar terdengar datar.
"Oke dek.. Kk sekarang meluncur kesana.." ttup nya

"Mau ngapain yaa.. "Pikirku..
Tapi aku tetap membuang perasaan aneh yg muncul dihatiku krn aku sekarang sadar, bahwa aku akan menikah dan mencoba memegang prinsip itu dengan kuat.

--

Tiba lah aku di pluit, aku mencari apa yg ingin aku cari hingga aku melupakan bahwa aku punya janji dengan kak afin.

Benar saja, kak afin menelpon ku..
"Dek dimana.. Kk di star**** nie.. Kesini yaa.."
"Owh iya kak.. Ayin kesana, bentar yaa.. " aku segera membayar belanjaan ku dan segera menemuinya

Dan aku melihat dia duduk disudut cafe itu,
"Assalamu'alaikum. " aku mencium tangan nya
"Wa'alaikumsalam,,abz belanja dek .?" dia melirik ke barang yg aku bawa
"Ada kebutuhan dkit kak.. Eh, kk ngapain ke jakarta.. Bukan nya lg sibuk sm haul abah yaa..?" tanyaku sembari meletakkan barang ku ke kursi yg kosong didekatku.
"Udah selesai dek.. Kk kaget aja adek upload foto itu kemarin.." dia melihatku dengan serius
"Hhaaa... Iya kak, kemarin mau kasih kabar tp lupa.." senyum ku.
"Eh adek mau minum..? Makan..?" dia memanggil karyawan di cafe tersebut.
"Samain aja kak.." aku mengecek ponsel ku

Setelah dia memesan makan dan minum. Dia lagi lagi menatapku.
"Dek.. Serius..? Keputusan adek bener..??" tanyanya dengan nada serius
"Iya kak.." jawabku dengan mengeluarkan senyumku.
"Kk boleh nanya..??" dia menatapku dengan dalam.
"Apa kak..?" aku bingung.
"Bukan dia yg adek cinta. Benar..?" dia masih menatapku.
"Apa sih kak, gak lah.. Ini udah dibuat keputusan nya. Jadi yaa artinya inilah adanya.." jawabku berusaha menyembunyikan rasa ku untuknya.

Tak lama, makanan yg kami pesan datang..
Dan aku segera meminum, untuk mengurangi rasa canggung ku.
"Dek.. Adek gak cinta dia..!!" dia menegaskan kembali.
"Apa sih kak. Udah deh.." aku cemberut.
"Masih suka cemberut..?? Apa dia bs menerima childish nya adek..?" dia lagi lagi bertanya.
"Stop kak. Percuma juga. Toh... Ah sudahlah.. Ayin laper. Boleh makan..?" putusku mencoba mengalihkan pembicaraan itu.

"Okey.." jawabnya.
Hingga akhirnya aku dan dia berpisah, hingga hari pernikahan ku tiba.

--

Sebelum hari akad ku berlangsung, dirumah seperti biasa..
Mengadakan pengajian agar acara ku berjalab dengan lancar..

"teh.. Pinjem baju yg kemarin yaa.." opi masuk kamar ku memecahkan lamunan panjangku.
"Ee.. Ehm.. Iya dek.. Ambil aja di lemari.. Pilih aja.. Utk siapa..?" tanya ku terbata bata.
"Teteh kenapa..?" opi bingung melihat tingkahku.
"Gak kenapa kenapa dek... Baju nya untuk siapa..???" aku mencoba meyakinkan opi.
"Yakin teh.. Kok makin kesini tteh makin gelisah..???" tanya opi
"Ntah lah dek.. Teteh mau meyakinkan aja . "
Jawab ku singkat.

Akhirnya opi tersenyum dan meninggalkan kamarku, di kesendirian ini aku lagi lagi berpikir.. Benarkah pilihan ku ini.
"owh tuhan, kenapa rasa ini berbeda.. Seperti tidak yakin.. Tp gk mungkin.. " aku lirik cincin di tangan kiri ku sembari menarik nafas panjang.

"Nak.. Hayu, turun.. Acara pengajian nya mau dimulai.." mama mengejutkan lamunan ku.
"Eh.. Ehm.. Iya ma.." jawabku terbata.

Acara pengajian berlangsung dengan khidmat dan lancar, hari pernikahan itu hanya dalam hitungan hari saja.

--

*mentok ceritanya.. Buat yg punya saran lanjutan nya, bisa dikasih saran dong ..*
😊😊😊😊

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Mana lanjutannya...
Ditunggu ...

Arini antika mengatakan...

Gigi... Hhhaaaaa.. Lah dikatoke mentok, mun ado masukan akhir nyo ku lanjuti e...

Arini antika mengatakan...

Gigi... Hhhaaaaa.. Lah dikatoke mentok, mun ado masukan akhir nyo ku lanjuti e...